Pengalaman Liburan ke Bandung

19.08

Aku sudah lama banget pingin ke Bandung, karena sama sekali belum pernah liburan ke Jawa Barat. Aku naik kereta juga belum pernah. Kalau naik kereta ke Bandung sih mau banget. 

Tapi tiap aku mau bilang ke Bandung, ayahku bilangnya, "disana macet". Soal macet, apa bedanya dengan Jakarta deh? 

Kebetulan teman-teman ibuku mau pergi ke Bandung naik kereta, ibuku ngajak aku. Akhirnya keinginanku terwujud juga, tapi kalau jalan-jalan sama emak-emak.. ya resikonya gak boleh rewel. 

Read More

Yang naik kereta itu, aku, ibuku, tanteku yang dari Batu (sebut saja Tante Ika), dan 2 Teman-teman ibuku dari Denpasar (sebut saja Tante Ayu dan Tante Tingting). Adikku gak ikut karena masih ada ujian. 

Selama beberapa Bulan ini, aku, ibuku, dan adikku ada di Malang, menemani adikku kuliah disana. Lama-lama jadi kangen Denpasar juga. Oh iya, kalau kalian buka archive.org dan lihat ada yang upload scan Animonster, itu aku. Belum sempat update lagi karena majalahnya di Denpasar semua. 


Balik ke topik, kami ke stasiun baru di Malang. Kesanku ke suasana stasiun itu, jadi teringat airport. Karena masih belum waktunya naik kereta, kami beli Roti O. Aku sekalian beli cappuccino. 

Di kereta, aku dan ibuku ada di kursi no 2 dari depan. Tante Ayu dan Tante Tingting di sebelah kami. Sementara Tante Ika sendirian di depan 2 tante-tante itu. Karena itu, aku bisa liat ada petugasnya yang ganti papan nama masinisnya. 

Kesan pertamaku ketika pertama kali naik kereta, kayak naik bis. Bedanya mungkin karena kereta jalan di rel. Di perjalanan, aku mencatat dan melihat perjalanan keretanya di Maps. Aku juga melihat orang-orang naik turun kereta di stasiun yang berbeda. Sepertinya karena pengaruh cappucino, aku jadi terjaga seharian. 

Makanan dari kereta

Krupuk udang 😋

Ketika melewati.. engg.. kota apa lah itu yang jalur relnya belok-belok. Kayak naik wahana permainan kereta yang ada di pasar malam rasanya. Memang sih kalau naik kereta itu lama, apalagi dari Malang ke Bandung. Gak apa deh, yang penting bisa naik kereta. 

Beberapa jam kemudian, udah sampai Bandung. Tapi masih di Stasiun Kiaracondong (eh namanya kok lucu), beberapa orang-orang banyak yang turun disitu. Stasiun kami adalah tujuan terakhir, yaitu Stasiun Bandung. 


Hotel kami dekat dengan stasiun Bandung. Kami langsung jalan kaki aja kesana. Di hotel, kami taruh barang di kamar dan pergi ke Pasar Baru. Disana banyak jual baju. Para emak-emak banyak berceceran dimana-mana. Kayaknya ada 2 jam disitu. 

Setelah belanja baju, kami beli cemilan di deketnya pasar. Cemilan yang kayak basreng itu lho. Belanjanya juga sama banyaknya. 

Karena bawa belanjaan banyak, kami pulang dulu ke hotel dan mandi. Beberapa menit kemudian, kami makan siang di Warung Bu Imas. Seingatku kami beli ayam goreng dan sayur-sayuran dan yang makan sayur itu para emak-emak. Aku cuma makan ayam gorengnya pakai sambal. 

Lalu selesai makan, kami jalan-jalan ketemu orang jualan makaroni dan beberapa kripik pakai rasa-rasa balado, dst. Kami beli itu juga. Kami nanyain dimana tempatnya Alun-Alun Kota Bandung, kata orangnya disebelah kiri. 

Terus kami ke jalan sebelah kanan, karena emak-emak mau beli buah di tukang buah keliling. Kami nanyain si tukang buah dimana tempatnya Alun-Alun, katanya ada di sebelah kanan. Lho mana yang bener jalannya? Tapi kami tetap saja jalan kaki ke Alun-Alun ke sebelah kiri. 

Sampai di Alun-Alun, sudah gerimis. Disitu ada Bandros atau Bandung Tour on Bus, kami langsung naik berhubung ada tempat kosong. 

Di Bandros kami jalan-jalan lewat beberapa tempat-tempat ikonik yang ada di Bandung, seperti Gedung Sate, Jalan Braga, dan sebagainya. Guidenya menjelaskan tentang tempat-tempat tersebut dengan gaya bicara yang santai. 

Setelah itu, kami ke toko kue Kartika Sari. Ternyata disitu ada beberapa snack impor kayak M&m kacang, hanuta minis, kitkat satuan yang rasanya lucu-lucu, dan sebagainya.

Lalu kami ke Paskal 23, salah satu mall yang dekat hotel kami. Masuk ke dalam mallnya unik, yaitu masuk jalan bawah tanah. Di luar ada beberapa brand-brand makanan bertebaran. Di dalam mallnya banyak merk baju-baju branded. Aku melihat mallnya jadi teringat suatu mall, cuma gak ingat mall apa dan dimana. 

Beberapa tempat-tempat makan
yang ada di Paskal
Oh iya, ini fotonya pakai filter
(biar keren😎) 

Dalam mallnya

Karena mau cari makan dan ngerasa gak cocok di Paskal tadi, kami pindah ke Jalan Braga. Malam-malam kesana suasananya cocok deh.  Jadi sedikit teringat jalan yang ada di sekitar Lippo Mall Kuta (hehe aku kangen Bali nih). 

Di Braga, kami makan di tempat makan yang ada Mie Kocok dan Coto Makassar. Aku pesen Mie Kocok karena mau nyoba, ternyata aku gak cocok. Harusnya pesen Coto Makassar saja waktu itu.

Mie kocok

Suasana Jalan Braga

(2) 

Keesokan harinya, kami sarapan dulu di hotel. Hari iu merupakan hari terakhir liburan kami di Bandung. Lalu kami ke Baltos, tante Ayu dan Tingting mau liat-liat baju setelah makan disana. 

Kami duduk di food court dan dibagikan bermacam-macam menu. Kami pesan makanan-makanan yang berbeda. Entah karena hari itu hari Selasa, tapi disana kayak sepi.

Setelah itu, kami ke Factory Outlet. Tante Ayu dan Tingting mau beli oleh-oleh baju. Aku dapat kaos. Ternyata disitu gak cuma jual baju, ada jual makanan dan oleh-oleh. Sebelum ke tempat selanjutnya, kami berfoto dan di fotokan oleh Pak tentara yang lagi duduk-duduk. 

Tempat selanjutnya adalah.. hadeh lupa namanya. Pokoknya dia itu kafe sebelahnya Stasiun Bandung. Kami nongkrong dulu disana. Ada gelato juga, gelatonya lumayan lah. Kata Tante Ayu kopinya biasa. 

Habis itu, kami check out dari hotel dan pergi ke Stasiun Bandung. Tujuan kami bukan ke Malang, tapi ke Surabaya. Karena Tante Ayu dan Tante Tingting besok mau pulang ke Denpasar naik pesawat. 

Lupa bilang, ketika perjalanan ke Surabaya, ada longsor (lokasinya di daerah Jawa Barat) . Mungkin sekitar 4 jam baru berangkat lagi keretanya. Tapi penumpangnya dikasih tango dan 3 air mineral kok. 

Itu dia pengalamanku liburan ke Bandung. Kami kesana cuma 2 hari 1 malam dan setelah lihat Maps, lucunya tujuan-tujuan kami berdekatan. Kami ke tempat-tempat tersebut untungnya gak terlalu macet. Karena keterbatasan waktu, kami juga gak sempat ke Lembang. Katanya Lembang itu mirip Kota Batu. Mungkin kapan-kapan kalau sempat kesana. 

You Might Also Like

0 Comment(s)

Beethoven Kesetrum

Beethoven Kesetrum

Flags

Flag Counter